Adab Buang Air Kecil yang Sering Dilupakan Adab Buang Air Kecil
Pertanyaan:
Assalammualaikum
pak ustad,saya pernah membaca hadis bahwa ada sesorang yang disiksa di neraka
karena tidak menjaga diri dari percikan air kencing.Yang saya ingin tanyakan bagaimana
adab buang air kecil yang baik dan benar menurut tuntunan Nabi Muhammad?
Sekian,terima
kasih
Wassalam
Dari:
Heru Prasetyo
Jawaban:
Wa
alaikumus salam
Ada
beberapa adab buang air kecil yang sering dilupakan,
Pertama,
tidak menutup aurat dengan sempurna
Contoh
yang paling mudah untuk kasus ini adalah kencing di urinoir. Beberapa toilet,
urinoir dipasang terbuka dan tidak diberi sekat. Kondisi ini sangat
memungkinkan orang yang buang air kecil terlihat auratnya oleh temannya yang
lain. Hampir mirip dengan para supir yang kencing di ban mobil.
Bagi
yang punya kebiasaan kencing di tempat semacam ini, perhatikanlah hadis
berikut,
Dari
Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata,
خَرَجْنَا مَعَ
رَسُولِ اللَّهِ -صلى
الله
عليه
وسلم-
فِى
سَفَرٍ
وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى
الله
عليه
وسلم-
لاَ
يَأْتِى الْبَرَازَ حَتَّى
يَتَغَيَّبَ فَلاَ
يُرَى.
“Kami
pernah safar bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau tidak
menunaikan hajatnya sampai beliau pergi ke tempat yang tidak kelihatan.” (HR. Ibnu Majah 335, Ad-Darimi 17, dan dinilai sahih oleh
al-Albani)
Kedua,
tidak hati-hati terhadap najis
Tidak
cebok, tidak menyiram air kencing, tidak hati-hati dengan cipratan ketika
kencing, semuanya termasuk pelanggaran yang bernilai dosa besar.
Dari
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma,
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melewati salah satu sudut kota
Mekah atau Madinah. Kemudian beliau mendengar ada dua penghuni kubur yang di
siksa. Kemudian beliau bersabda,
يُعَذَّبَانِ، وَمَا
يُعَذَّبَانِ فِي
كَبِيرٍ، بَلَى،
كَانَ
أَحَدُهُمَا لاَ
يَسْتَتِرُ مِنْ
بَوْلِهِ، وَكَانَ الآخَرُ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ
Mereka
berdua disiksa. Mereka tidak disiksa untuk perkara yang berat ditinggalkan,
namun itu perkara besar. Yang pertama disiksa karena tidak hati-hati ketika
kencing, yang kedua disiksa karena suka menyebarkan adu domba. (HR. Bukhari 216).
Hal
ini sering kali dianggap sepele, padahal pelanggaran ini merupakan sebab
terbanyak yang menjerumuskan orang untuk mendapatkan siksa kubur. Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
أَكْثَرُ عَذَابِ الْقَبْرِ فِي
الْبَوْلِ
Kebanyakan
sebab siksa kubur adalah kerena kencing.
(HR. Ahmad 8331 dan sanadnya dinilai shahih oleh Syuaib Al-Arnauth).
Adanya
ancaman adzab kubur, menunjukkan bahwa pelanggaran semacam ini termasuk dosa
besar.
Ketiga,
tidak menghindari arah kiblat
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang umatnya untuk buang hajat dengan
menghadap atau membelakangi kiblat. Dari Abu Ayyub Al-Anshari, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا أَتَيْتُمُ الغَائِطَ فَلاَ
تَسْتَقْبِلُوا القِبْلَةَ، وَلاَ
تَسْتَدْبِرُوهَا وَلَكِنْ شَرِّقُوا أَوْ
غَرِّبُوا
“Apabila
kalian buang hajat, janganlah menghadap atau membelakangi kiblat. Namun menghadaplah
ke timur atau ke barat.” (HR.
Bukhari 394 dan Muslim 264).
Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam menasehatkan, ‘menghadaplah ke timur atau ke
barat’, karena arah kiblat Madinah adalah ke arah selatan.
Apakah
ini termasuk buang air yang dilakukan di dalam ruangan?
Ulama
berbeda pendapat dalam masalah ini. ada yang mengatakan larangan ini berlaku
umum, baik di dalam maupun di tempat terbuka dan ada yang mengatakan, hadis ini
hanya berlaku untuk buang air di tempat terbuka. Apapun itu, selama masih memungkinkan
bagi kita untuk menghindari arah kiblat, sebaiknya tidak menghadap atau
membelakangi kiblat, meskipun kita buang air di dalam bangunan.
Keempat,
tidak membaca basamalah ketika membuka aurat
Awali
dengan membaca basamalah ketika hendak membuka aurat atau ketika hendak masuk
kamar mandi. Karena ini menjadi pemisah antara aurat anda dengan penglihatan
jin.
Dari
Ali bin Abi Tholib, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
سَتْرُ مَا
بَيْنَ
أَعْيُنِ الْجِنِّ وَعَوْرَاتِ بَنِى
آدَمَ
إِذَا
دَخَلَ
أَحَدُهُمُ الْخَلاَءَ أَنْ
يَقُولَ بِسْمِ
اللَّهِ
“Penghalang
antara pandangan jin dan aurat manusia adalah jika salah seorang di antara
mereka memasuki tempat buang hajat, lalu ia ucapkan “Bismillah”. (HR. Tirmidzi no. 606 dan dishahihkan Al-Albani)
Allahu
a’lam
Dijawab
oleh ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina www.KonsultasiSyariah.com)
Komentar