Hakikat Sabar Menurut Islam
بِسْــــــــــــــــمِ
اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Sabar
merupakan salah satu sifat yang seharusnya dimiliki setiap manusia. Sabar
berarti menerima segala sesuatu yang diberikan oleh Allah dengan pikiran
positif, tidak berpikir negatif kepada-Nya. Sabar juga dapat diartikan menahan
diri dari hawa nafsu. Sabar merupakan salah satu rahasia diri seorang hamba
Allah karena sifat sabar membuat manusia lebih bisa memahami kedudukannya
sebagai hamba yang semestinya selalu patuh dan taat pada perintah sang pencipta
dan menyadari bahwa segala sesuatu yang terjadi kepada kita merupakan yang
terbaik untuk kita.
Sabar
berasal dari bahasa Arab dari akar shabara (صَبَرَ), hanya tidak yang
berada di belakang hurufnya karena ia tidak bisa berdiri sendiri. Shabara
’ala (صَبَرَ عَلَى) berarti bersabar atau tabah hati, shabara ’an
(صَبَرَ عَنْ) berarti memohon atau mencegah, shabara bihi (صَبَرَ بِهِ)
berarti menanggung.
Sabar dalam
bahasa Indonesia berarti: Pertama, tahan menghadapi cobaan seperti tidak
lekas marah, tidak lekas putus asa dan tidak lekas patah hati, sabar dengan
pengertian seperti ini juga disebut tabah, kedua sabar berarti tenang;
tidak tergesa-gesa dan tidak terburu-buru. Dalam kamus besar Ilmu Pengetahuan,
sabar merupakan istilah agama yang berarti sikap tahan menderita, hati-hati
dalam bertindak, tahan uji dalam mengabdi atau mengemban perintah-perintah
Allah serta tahan dari godaan dan cobaan duniawi. Aktualisasi pengertian ini
sering ditunjukan oleh para sufi.
Hanya kepada
Allah-lah setiap manusia akan kembali dan Allah membenci manusia yang tidak
sabar karena sifat tidak sabar akan berkembang jauh melahirkan sikap putus asa,
dan Allah sangat membenci sifat putus asa. Oleh karena itu, sabar merupakan
alat untuk mengendalikan diri agar seseorang bisa bertindak secara bijak. Putus
asa berarti menyerah kepada apa yang semestinya bisa kita hadapi, bisa kita
ubah dan mungkin bisa kita perbaiki. Putus asa akan menyuburkan sifat malas dan
sifat malas akan mengarah pada kebodohan. Orang yang tidak sabar selalu gentar
dalam menghadapi cobaan yang datang kepadanya sehingga menyebabkan nyali mereka
ciut. Cobaan kecil yang menimpanya dipandang besar dan berat. Hal ini
menyebabkan hati mereka akan bertambah gusar dan menghilangkan semua semangat
yang ada pada diri mereka. Mereka akan menganggap diri mereka tidak berarti dan
tidak akan mampu menghadapi tantangan di depan mereka. Kepercayaan kepada diri
sendiri akan hilang dan menyerah pada keadaan tanpa ada usaha terlebih dahulu.
Betapa
meruginya diri kita bila kita termasuk dalam golongan orang yang tidak mau
sabar dan mudah menyerah. Allah telah menciptakan kita sebagai manusia yang
paling sempurna yang dibekali dengan akal dan pikiran. Hendaknya dengan akal
itu kita mampu menyadari bahwa Allah Maha Kuasa dan Maha Pemurah. Selain itu,
kita juga memiliki hati yang mampu kita jadikan cermin terhadap setiap
perbuatan yang telah kita lakukan. Bahwa apakah yang kita lakukan sudah sesuai
dengan tuntunan ajaran kita.
Untuk itu
hendaknya kita bisa menanamkan sifat sabar dalam diri kita. Dengan bersikap
sabar maka hati menjadi lapang dan pikiran menjadi jernih. Dengan sabar pula
kita bisa mengendalikan emosi diri kita secara bijak karena emosi yang meledak-ledak
dan berlebihan tidak akan membawa manfaat, baik bagi diri kita sendiri atau pun
bagi orang lain. Dan lebih jauh lagi kita akan mampu memiliki sifat ikhlas,
yang merupakan rahasia diri sekaligus sifat yang dimuliakan oleh Allah.
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين
Komentar