Hikmah dan Keutamaan Bersikap Diam
بِسْــــــــــــــــمِ
اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Bismillahirrohmanirrohim...
Kali ini
admin Hikmah Kata -insya Allah- akan mengulas sedikit mengenai Hikmah
dan Keutamaan Bersikap Diam. Semoga artikel sederhana ini dapat bermanfaat bagi
Anda.
Jika
ditanyakan 'Mengapa keutamaan yang besar justru terdapat pada diam?' Maka
ketahuilah bahwa sesungguhnya diam itu menyimpan tujuh ribu kebaikan, dan
semuanya disimpulkan dalam tujuh hal berikut ini:
1. Diam
merupakan ibadah tanpa jerih payah.
2. Diam
merupakan perhiasan tanpa repot berhias.
3. Diam
merupakan kemegahan tanpa kerajaan.
4. Diam
merupakan benteng tanpa pagar.
5. Diam
adalah kecukupan tanpa permisi.
6. Diam
melegakan malaikat bagian administrasi.
7. Diam
menutupi (menyimpan) aib.
Diriwayatkan
pula bahwa diam adalah keindahan bagi cerdik pandai (ilmuwan) dan sebagai hijab
(penutup) bagi orang awam. Sebagian sahabat juga berkata bahwa diam dapat
mengumpulkan dua keutamaan bagi seseorang yaitu keselamatan dalam agamanya dan
mengerti kepada temannya.
Beberapa
hikmah dan keutamaan dari sikap diam di antaranya adalah:
1. Allah
swt. akan menutup aibnya. Maksudnya Allah akan menutupi aib dan kecacatan orang yang
diam dan tidak banyak bicara. Karena dengan diam berarti ia telah menutupi aib
orang lain, tidak menggunjingkan, tidak merendahkan, dan tidak berkata keji.
Dengan demikian, secara tidak langsung ia telah berlaku santun dan bijaksana
dalam pergaulan dengan menjaga mulutnya. Karena sikap diamnya ini maka Allah membalas
dengan menutupi aib dirinya di depan orang lain. Sebagaimana penjelasan
Rasulullah saw. yang artinya: "Barangsiapa yang menjaga lisannya,
niscaya Allah menutupi auratnya. Barangsiapa menahan murkanya niscaya Allah
melindunginya dari siksa-Nya dan barangsiapa yang mengemukakan alasan kepada
Allah, niscaya Allah menerima alasannya."
Al-Faqih
berkata bahwa Rasulullah saw. telah bersabda: "Barangsiapa memukul
budaknya maka tebusannya memerdekakannya dan jika memelihara lisannya pasti
rahasianya dijaga baik-baik, jika emosinya ditahan pasti selamat dari siksa,
barangsiapa minta maaf pasti Allah memaafkannya."
2. Diam
termasuk ibadah. Sebab tidak sedikit terjadinya kemaksiatan dan kemungkaran
yang diakibatkan oleh ucapan. Karena itu diam merupakan bagian dari ibadah.
Nabi Isa as. berkata: "Ibadah itu ada sepuluh bagian. Sembilan
bagiannya terdapat pada sikap diam, sedangkan satu bagiannya terdapat pada
menjauhi manusia." Rasulullah saw. pernah menyampaikan kepada para
sahabatnya bahwa diam adalah bagian dari ibadah dan salah satu sifat dari orang
yang berbudi mulia. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Sufyan bin Salim bahwa
Rasulullah saw. pernah bersabda yang artinya:
"Sukakah
aku beritahukan kepada kalian mengenai ibadah yang paling mudah dan paling ringan
bagi anggota badan? Yaitu diam dan berbudi pekerti mulia."
Rasulullah
saw. juga bersabda yang artinya:
"Berilah
makan orang-orang yang lapar, berilah minum orang yang dahaga, perintahkanlah
untuk berbuat kebaikan dan cegahlah dari perbuatan mungkar. Jika engkau tidak
sanggup maka jagalah lisanmu melainkan untuk kebaikan."
Abu Hurairah
ra. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda yang artinya:
"Barangsiapa
yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berkata benar atau bersikap
diam."
Rasulullah
saw. juga bersabda:
"Sesungguhnya
Allah di sisi orang yang berbicara. Maka hendaklah bertaqwa orang yang mengerti
apa yang ia katakan."
Dari
beberapa hadits di atas menunjukkan bahwa diam itu termasuk ibadah karena
menghindari pembicaraan yang munkar dan tercela yang dilarang oleh agama.
|
3. Diam
dapat mengalahkan setan. Maksudnya diam itu dapat digunakan untuk menolak tipu daya
setan. Setan akan mengalami kesulitan menggoda orang yang diam atau tidak
banyak bicara. Sebab dengan diam ia selamat dari omongan keji, ghibah,
mengumpat, berdebat, menghina, atau perkataan zalim lainnya. Sebagaimana
dijelaskan Rasulullah saw. dalam sabdanya yang artinya:
"Simpanlah
lisanmu kecuali untuk kebaikan. Sesungguhnya dengan demikian kamu dapat
mengalahkan setan."
4. Diam
dapat menyelamatkan diri. Maksudnya diam dapat menghindarkan diri dari kejahatan
orang lain maupun murka Allah. Orang yang banyak bicara kadang tanpa terasa
ucapannya itu menyinggung perasaan orang lain sehingga menimbulkan kemarahan,
kebencian, permusuhan, dan dendam. Dari situlah keselamatan dirinya bisa
terancam, semakin sering ia menyinggung, menyepelekan, mengumpat, dan
mengolok-olok orang lain maka semakin banyak pula orang yang memusuhinya.
Karena itu, Rasulullah saw. mewanti-wanti kepada para sahabatnya untuk bersikap
diam atau tidak banyak bicara. Dengan diam, insya Allah keselamatan diri
selalu terjaga. Seperti keterangan yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas'ud bahwa
Rasulullah saw. pernah bersabda yang artinya:
"Manusia
itu ada tiga macam, yaitu orang yang mememperoleh kemenangan, orang yang
selamat, dan orang yang binasa. Orang yang memperoleh kemenangan adalah orang
yang berdzikir kepada Allah swt. Orang yang selamat adalah orang yang diam.
Sedangkan orang yang binasa adalah orang yang hanyut dalam kebatilan."
Uqbah bin
Amir berkata: "Aku pernah bertanya kepada Rasulullah saw.: "Ya
Rasulullah, apakah keselamatan itu?" Beliau menjawab: "Tahanlah
lidahmu dan hendaknya rumahmu memberi keleluasaan bagimu serta menangislah atas
kesalahanmu."
Disebutkan
dalam suatu riwayat, Muadz pernah bertanya kepada Rasulullah saw.: "Ya
Rasulullah, amal perbuatan apakah yang paling utama?" Maka beliau
mengeluarkan lisannya lalu meletakkan jari-jarinya di atasnya seraya bersabda:
"Barangsiapa yang ingin selamat, hendaknya membiasakan diam."
Sudah
demikianlah jelas bahwa diam merupakan rahasia kehormatan dan keselamatan
seseorang, orang yang banyak bicaranya pasti banyak pula kesalahannya sebab
tidak sedikit pembicaraannya itu dihiasi dengan berbagai kedustaan dengan
tujuan untuk menimbulkan daya tarik atau simpati bagi orang yang
mendengarkannya. Semoga kita bukan termasuk orang yang suka mengumbar berbagai
pembicaraan karena banyak kemudhorotan yang diakibatkan oleh pembicaraan yang
tidak bermanfaat.
Semoga
bermanfaat dan kesempurnaan hanyalah milik Allah swt.
*) Dari
berbagai sumber.
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين
Komentar