Motivasi Kerja Dalam Islam
Motivasi Kerja Sejati
Untuk mengetahui motivasi kerja dalam Islam, kita
perlu memahami terlebih dahulu fungsi dan kedudukan bekerja. Mencari nafkah
dalam Islam adalah sebuah kewajiban. Islam adalah agama fitrah, yang sesuai dengan
kebutuhan manusia, diantaranya kebutuhan fisik. Dan, salah satu cara memenuhi
kebutuhan fisik itu ialah dengan bekerja.
Motivasi kerja dalam Islam itu adalah untuk mencari nafkah
yang merupakan bagian dari ibadah. Motivasi kerja dalam Islam bukanlah untuk
mengejar hidup hedonis, bukan juga untuk status, apa lagi untuk mengejar
kekayaan dengan segala cara. Tapi untuk beribadah. Bekerja untuk mencari nafkah
adalah hal yang istimewa dalam pandangan Islam.
Motivasi Kerja Dalam Islam
Cobalah simak beberapa kutipan hadist dibawah ini. Anda bisa
melihat bagaimana istimewanya bekerja mencari nafkah menurut sabda Nabi saw.
Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan
terampil (professional atau ahli). Barangsiapa bersusah-payah mencari nafkah
untuk keluarganya maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza
wajalla. (HR. Ahmad)
Luar biasa, dikatakan dalam hadits diatas bahwa mencari
nafkah adalah seperti mujahid, artinya nilainya sangat besar. Allah suka kepada
hambanya yang mau berusah payah mencari nafkah. Saya kira, ini lebih dari cukup
sebagai motivasi kerja kita sebagai muslim. Bahkan, kita pun berpeluang
mendapatkan ampunan dari Allah.
Barangsiapa pada malam hari merasakan kelelahan dari upaya
ketrampilan kedua tangannya pada siang hari maka pada malam itu ia diampuni
oleh Allah. (HR. Ahmad)
Hukumnya Wajib
Mencari rezeki yang halal dalam agama Islam hukumnya wajib.
Ini menandakan bagaimana penting mencari rezeki yang halal. Dengan demikian,
motivasi kerja dalam Islam, bukan hanya memenuhi nafkah semata tetapi sebagai
kewajiban beribadah kepada Allah setelah ibadah fardlu lainnya.
Mencari rezeki yang halal adalah wajib sesudah menunaikan
yang fardhu (seperti shalat, puasa, dll). (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)
Perlu diperhatikan dalam hadist di atas, ada kata sesudah.
Artinya hukumnya wajib sesudah ibadah lain yang fardhu. Jangan sampai karena
merasa sudah bekerja, tidak perlu ibadah-ibadah lainnya. Meski kita bekerja,
kita tetap wajib melakukan ibadah fardhu seperti shalat, puasa, ibadah haji,
zakat, jihad, dan dakwah. Jangan sampai kita terlena dengan bekerja tetapi lupa
dengan kewajiban lainnya.
Jika Motivasi Kerja Sebagai Ibadah
Jika motivasi kerja kita sebagai ibadah, tentu yang namanya
ibadah ada aturannya. Memang berbeda dengan ibadah ritual atau ibadah mahdhah,
sebab bekerja sebagai ibadah ghair mahdhah. Artinya, dalam kaidah ushul Fiqh,
kita memiliki kebebasan yang luas untuk bekerja selama tidak bertentangan
dengan ajaran Islam.
Langkah pertama agar bekerja menjadi sebuah ibadah ialah
harus diawali dengan niat, sebab amal akan tergantung niat. Niatkanlah bahwa
bekerja sebagai salah satu ibadah kepada Allah.
Langkah kedua ialah pastikan dalam bekerja tidak bertentangan
dengan ajaran Islam. Untuk itu kita perlu memperhatikan:
- Apa yang dikerjakan? Untuk apa kita bekerja? Apakah kita bekerja untuk sesuatu yang dihalalkan oleh agama? Pastikan kita bekerja untuk sesuatu yang tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam.
- Cara melakukan pekerjaan kita. Apakah cara-cara Anda bekerja sesuai dengan ajaran Islam? Bagaimana dengan pakaian, batasan antara laki-laki dan perempuan, dan sebagainya.
Etos Kerja Seorang Muslim
Jika tujuan bekerja begitu agung. Untuk mendapatkan ridha
Allah Subhaanahu wa ta’ala, maka etos kerja seorang Muslim haruslah tinggi.
Sebab motivasi kerja seorang Muslim bukan hanya harta dan jabatan, tetapi
pahala dari Allah. Tidak sepantasnya seorang Muslim memiliki etos kerja yang
lemah. Coba perhatikan diatas, ada kata-kata “susah payah” dan “kelelahan” yang
menandakan etos kerja yang tinggi, suka bekerja keras, dan jauh dari sifat
malas.
Jadi, tidak ada kata malas atau tidak serius bagi seorang
Muslim dalam bekerja. Motivasi kerja dalam Islam bukan semata mencari uang
semata, tetapi serupa dengan seorang mujahid, diampuni dosanya oleh Allah SWT,
dan tentu saja ini adalah sebuah kewajiban seorang hamba kepada Allah SWT.
Profesional dan Ahli
Dalam hadits diatas juga disebutkan kata profesional dan
ahli. Jika motivasi kerja Anda sebagai ibadah, maka Anda akan melakukannya dengan
sebaik mungkin. Anda akan terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Anda
dalam bekerja. Anda terus belajar dan berlatih agar semakin hari menjadi
semakin ahli dalam bekerja. Kemauan Anda untuk belajar dan meningkatkan
kemampuan bisa dijadikan ukuran apakah motivasi kerja Anda untuk ibadah atau
bukan.
‘Adil Dalam Bekerja
Salah satu bentuk profesional itu adalah ‘adil, yaitu
menempatkan sesuatu pada tempatnya. Jika waktunya bekerja, Anda bekerja. Jika
waktunya istirahat atau shalat, Anda bisa shalat dan istirahat. Jika tidak,
maka bisa termasuk melakukan hal yang dzalim, tidak menempatkan sesuatu pada
tempatnya. ‘Adil juga berarti, Anda bekerja sesuatu tugas, wewenang, dan
tanggung jawab yang Anda miliki.
Semoga motivasi kerja kita semua sebagai ibadah dan
dibuktikan dengan melakukan pekerjaan sebaik mungkin.
Komentar